kali ini saya memposting lagu Letto yang berjudul SANDARAN HATI tentunya
dengan pengertian dan pemahaman yang biasa
saya pahami.
Apa yang terlintas di benak sahabat jika
mendengar lagu sandaran hati? mungkin ada yang
berfikir bahwa lagu ini sangat romantis! Saya
sangat setuju dengan pendapat tersebut tapi
romantis bagi saya bukanlah tentang kisah
percintaan dua manusia. Lagi pula apakah yang
lebih romantis di dunia ini selain kebenaran?
Apakah Cinta? Cinta tanpa kebenaran tidak lebih
dari sebuah penjajahan dan penyogokan. Dan hal
apakah yang paling benar di dunia ini? Saya kira
sahabat sekalian sudah tahu bahwa hanya satu
kebenaran absolut di dunia ini.
Ups… jadi keluar topik, ok deh teman-teman
sekian intermezzonya, silahkan simak liriknya:
Yakinkah ku berdiri di tempat tanpa tepi
Bolehkah aku mendengarMu? (Letto masih ragu
dengan jalan yang ia lalui, dan ia ingin Tuhan
meyakinkan hatinya agar tak ada lagi keraguan,
untuk memperkuat imannya)
Terkubur dalam emosi, tak bisa ku sembunyi
Aku dan nafasku, merindukanMuuu (disini Letto
menyadari kerinduannya terhadap tuhan dan tak
mampu lagi mnyembunyikan perasaan tersebut)
Terkurung ku di sini teraniaya sepi
Dan aku tau pasti kau menemani
Dalamhidupkuuu kesendirianku (Letto mulai
merasa terasing di dunia ini, ia menyadari bahwa
dunia ini bukanlah untuknya dan merasa sangat
kesepian, meskipun demikian ia sadar Tuhan
senantiasa menemaninya, Tuhan senantiasa dekat,
bahkan lebih dekat dari urat lehernya sendiri)
Teringat, ku teringat, pada janjiMu ku terikat
Hanya sekejap kuberdiri, kulakukan sepenuh hati
Peduli ku peduli (Letto teringat perjanjian antara
dirinya dengan Tuhan, dan ia shalat meskipun
sebentar tapi ia melakukannya denga khyusu)
Siang dan malam yang berganti
Sedihku ini tiada arti jika kaulah sandaran hati
(Letto menyadari bahwa segala penderitaan yang
ia rasakan tidaklah abadi, senantiasa berganti
sebagaimana malam berganti menjadi siang.
Dengan mengikhlaskan segalanya kepada Tuhan
segala penderitaan yang ia rasakan tidak ada
artinya. Dia yang terikat oleh sedih dan riang
berarti hidup demi dua benda pinjaman itu,
kesementaraan dan khayalan.)
Inikah yang kau mau?
Benarkah ini jalanMu?
Hanyalah engakau yang kuuu tuujuu (sekali lagi
Letto bertanya, sudah benarkah jalan yang ia
jalani)
Pegang erat tanganku
Bimbinglah langkah kakiku
Aku hilang arah tanpa hadirmu
Dalam gelapnya, malam hariku (dalam lirik ini
Letto seakan membaca “ihdina shirotal mustakim”
tentunya sahabat sudah mengerti apa yang saya
maksud)
Ok sahabat, sekian dulu, lain kali giliran lagunya
mas Bondan untuk saya maknai.
Semoga sahabat dapat lebih mengerti
By: Salga Saputra always
Referensi : Lirik lagu Letto, Mastnawi/Jalaluddin
Rumi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar